Sorehore.com - Gua Maria Marganingsih terletak Jl. Raya Wedi - Bayat, tepatnya di Desa Paseban, Bayat, Klaten.
Marganingsih dalam Bahasa Jawa artinya jalan kasih. Margo=jalan, Ningsih=kasih.
Jadi, Gua Maria Marganingsih diartikan sebagai jalan mengalir kasihNya melalui perantara Bunda Maria.
Cikal bakal kompleks ini dibangun oleh keluarga Max. Somowihardjo pada 1950.
Pada 27 Oktober 2002, akhirnya Gua Maria Marganingsih diberkati oleh Mgr. lgnatius Suharyo Hardjoatmodjo Pr (Uskup Agung Semarang 1997-2010).
Peziarah biasanya datang untuk merenung, mencari kedamaian dan ketenangan hati, hingga mendaraskan lantunan doa dan permohonan pribadi.
Termasuk menjalankan laku jalan salib sebagai penghormatan atas peristiwa penyaliban Yesus di Golgota
Sebanyak 14 perhentian dibuat terpisah dengan teras berundak. Setiap teras dihubungkan jalan anak tangga.
Sebelum pandemik, digelar perayaan ekaristi setiap malam Selasa Kliwon.
Peziarah juga dapat membersihkan diri di sumber mata air. Wujudnya kendi raksasa.
Tirta Marganingsih namanya.
Uniknya, letak Gua Maria Marganingsih tidak jauh dari Masjid Golo serta makam Sunan Pandanaran. Seorang wali yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Kendati secara historis Masjid Golo lebih tua ratusan tahun, namun keberadaan Gua Maria Marganingsih semakin menguatkan Bhinneka Tunggal Ika.